Minggu, 28 Mei 2017

Pemikiran Auguste Comte



Auguste Comte

A. Biografi Singkat
August Comte (1798-1857) lahir di Montpellier, Perancis, 17 Januari 1798 meninggal di Paris, Perancis, 5 September 1857 pada umur 59 tahun. Intelektual yang memiliki nama asli Isidore Marie Auguste Francois Xavier Comte ini dalam dunia pendidikan dikenal sebagai Bapak Sosiologi, selain itu dia dikenal juga sebagai orang pertama yang mengaplikasikan metode
ilmiah dalam ilmu sosial.
Buku-buku karyanya antara lain:
1. A Course of Positive Philosophy (1830-1862)
2. A General view of Positivism (1848)
3. Subjective Synthetis (1856)

B. Latar Belakang Pemikiran Comte
Ada beberapa sumber penting yang menjadi latar belakang yang menentukan jalan pikiran August Comte, yaitu:
1. Revolusi perancis yaitu pada masa timbulnya krisis sosial yang maha hebat dimasa itu. Sebagai seorang ahli pikir, Comte berusaha untuk memahami krisis yang sedang terjadi tersebut. Ia berpendapat bahwa manusia tidak dapat keluar dari krisis sosial yang terjadi itu tanpa melalui pedoman-pedoman berpikir yang bersifat scientifik.

2. Aliran reaksioner, dalam pemikiran Katolik Roma adalah aliran yang menganggap bahwa abad pertengahan kekuasaan gereja sangat besar, adalah periode organis, yaitu suatu periode yang secara paling baik dapat memecahkan berbagai masalah–masalah sosial. Aliran ini menentang pendapat para ahli yang menganggap bahwa abad pertengahan adalah abad di mana terjadinya stagmasi didalam ilmu pengetahuan, karena kekuasaan gereja yang demikian besar di segala lapangan kehidupan.

3. Sumber terakhir yang melatarbelakangi pemikiran Comte adalah lahirnya aliran yang dikembangkan oleh para pemikir sosialistik, terutama yang diprakarsai oleh Sain–Simont. Sebenarnya Comte memiliki sifat tersendiri terhadap aliran ini, tetapi sekalipun demikian dasar–dasar aliran masih tetap dianutnya terutama pemikiran mengenai pentingnya suatu pengawasan kolektif terhadap masyarakat, dan mendasarkan pengawasan tersebut didalam suatu dasar yang bersifat scientific.

C. Social Dinamic dan Social Statics

Auguste Comte membagi sosiologi menjadi dua bagian yaitu Social Statics dan Social Dynamic.
1. Social Dynamic
Social dynamic adalah teori tentang perkembangan dan kemajuan masyarakat, karena social dinamic merupakan study tentang sejarah yang akan menghilangkan filsafat yang spekulatif tentang sejarah itu sendiri.
a. The Law Of Three Stage
Comte berpendapat bahwa di dalam masyarakat terjadi perkembangan yang terus-menerus, namun perkembangan umum dari masyarakat tidak terus-menerus berjalan lurus. Comte mengajukan tentang tiga tingkatan inteligensi manusia, yakni teori evolusi atau yang biasa disebut hukum tiga tahap yaitu: 

· Tahap Teologis/gaib
Ø Fetisysme (menganggap semua benda bernyawa)
Ø Politeisme (menggangap hanya sebagian benda yg bernyawa)
Ø Monoteis (mengakui adanya Tuhan)

· Tahap Metavisis/hukum alam
Dalam tahap ini belum mampu membuktikan gejala hanya mampu berfikir. Sudah terjadi pendelegasian wewenang namun belum formal dan terstruktur. Sudah membentuk organisasi sesuai dengan ahlinya.

· Tahap Positivis/mampu membuktikan
Dalam tahap ini sudah mampu berfikir dan membuktikan suatu gejala dengan ilmu pengetahuan. Sudah terjadi pendelegasian wewenang secara rinci dan formal. Persatuan bersifat universal.

b. The Law Of The Hierarchie Of The Sciencies
Di dalam menyusun susunan ilmu pengetahuan, Comte menyadarkan diri kepada tingkat perkembangan pemikiran manusia dengan segala tingkah laku yang terdapat didalamnya. Sehingga sering kali terjadi didalam pemikiran manusia, kita menemukan suatu tingkat pemikiran yang bersifat scientific. Sekaligus pemikiran yang bersifat theologies didalam melihat gejala-gejala atau kenyataan-kenyataan.

c. The Law Of The Correlation Of Practical Activities
Comte yakin bahwa ada hubungan yang bersifat natural antara cara berfikir yang teologis dengan militerisme. Cara berfikir teologis mendorong timbulnya usaha-usaha untuk menjawab semua persoalan melalui kekuatan (force). Karena itu, kekuasaan dan kemenangan selalu menjadi tujuan daripada masyarakat primitif dalam hubungan satu sama lain. Pada tahap yang bersifat metafisis, prinsip-prinsip hukum (khususnya hukum alam) menjadi dasar daripada organisasi kemasyarakatan dan hubungan antara manusia. Tahap metafisis yang bersifat legalistic demikian ini merupakan tahap transisi menuju ke tahap yang bersifat positif.

d. The Law Of The Correlation Of The Feelings
Comte menganggap bahwa masyarakat hanya dapat dipersatukan oleh feelings. Demikianlah, bahwa sejarah telah memperlihatkan adanya korelasi antara perkembangan pemikiran manusia dengan perkembangan dari sentimen sosial. Di dalam tahap yang teologis, sentimen sosial dan rasa simpati hanya terbatas dalam masyarakat lokal.

2. Social Statics
Fungsi social static dimaksudkan sebagai suatu studi tentang hukum-hukum aksi dan reaksi dari berbagai bagian di dalam suatu sistem sosial. Dalam sosial static terdapat empat doktrin, yaitu doktrin tentang individu, keluarga, masyarakat dan negara.

Auguste Comte membagi masyarakat atas dua bagian utama yaitu model masyarakat statis (sosial statics) yang menggambarkan struktur sosial kelembagaan masyarakat dan prinsip perubahan sosial yang meliputi sifat-sifat sosial (agama seni, keluarga, kekayaan, dan organisasi sosial), dan sifat kemanusian (naluri emosi, perilaku, dan inteligensi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar